![]() |
Dua Tokoh Panutan Ummat Manusia, Habib Lithfi bin Yahya dan Ustad Somad |
Khususnya saat Habib Luthfi berbicara mengenai kecintaan kepada Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW yang memiliki rekam jejak mulia dan sangat santun dalam berdialog dengan ummatnya.. Menurut Habib Luthfi, kecintaan kepada Rasulullah akan membuat seseorang memiliki perilaku dan tutur kata yang baik.
"Orang kalau sudah mahabbah (cinta) kepada Rasulullah, tutur katanya pun akan berbeda, pantas nggak saya berkata ini, pantas nggak. Rasulullah nggak pernah mengeluarkan kata yang menyebabkan perpecahan umat. Rasulullah tidak pernah melontarkan kata-kata yang menyakit umatnya," kata Habib Luthfi bin Yahya di Masjid Agung Al-Mabrur, Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, kemaren.
Hal itu disampaikan Habib Luthfi saat mengisi ceramah di acara 'Doa untuk Negeri Bersama Ulama serta Seluruh Masyarakat se-Jakarta Timur'. Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Ady Wibowo berserta seluruh jajarannya turut hadir, dan banyak orang yang bukan beragama Islam penuh semangat ikut menjaga keamanan Parkir kenderaan para Undangan hingga menjadi security luar demi suksesnya acara Doa itu.
Apalagi saat Habib Luhfi kemudian menjelaskan kecintaan Rasulullah kepada umatnya melebihi apa pun. Ia menerangkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah sampai minta kepada Allah SWT jangan sampai sesak dan pedihnya sakaratul maut dirasakan oleh umatnya. Ungkapan kasih ini membuat merinding dan airmata membasahi pipi para undangan.
"Itulah cintanya Rasulullah kepada umat," ungkapnya.
Untuk itu, Habib Luthfi mengatakan hebatnya kasih sayang Rasulullah kepada umatnya itu selayaknya dijadikan contoh. Bagaimana umat manusia bisa meneladani segala kebaikan Rasulullah, salah satunya adalah menjaga telinga agar tidak mudah terpengaruh hoax.
"Bagaimana telinga kita, telinga kita juga berkiblat kepada Rasulullah, telinga kita ini mudah kena hoax atau tidak," ujar dia.
Habib Luthfi mengatakan hoax akan menimbulkan perpecahan. Ia juga menyinggung soal para ulama dan habaib yang ribut karena beda pilihan politik.
"Kalau dilihat, karena hoax, akhirnya timbul pecah-belah. Beda pilihan saja ustaz sama ustaz ribut, kiai sama kiai ribut, habaib sama habaib sama (ribut), malu dilihat dunia luar, apakah itu ajaran baginda Rasulullah? Jawab yang keras," kata Habib Luthfi dijawab tidak oleh jemaah.
"Tunjukkan kalau tidak, tunjukkan hari ini kalau beda pilihan nggak apa-apa, tapi tidak beda mulut harus akhlaqul karimah (berakhlak bagus)," sambungnya.
Artinya, janganlah karena kita berbeda pilihan saat Pilpres nanti, lalu menjadi bermusuhan yang membuat tidak sehat kehidupan kita berbangsa. *** Emil Simatupang.