KRAKSAAN,Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan BP PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan bertajuk implementasi aplikasi daring (online) pendidikan kesetaraan dan evaluasi progres dapodikmas semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 di aula SKB Kraksaan, Senin kemarin (17/9/2018).
Kegiatan yang dihadiri oleh narasumber Pamong Wali BP PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Timur Udik Pujianto ini diikuti oleh 24 orang peserta terdiri dari tutor dan pengelola dari seluruh PKBM dan SKB se-Kabupaten Probolinggo.
//
Selama kegiatan, para tutor dan pengelola PKBM dan SKB ini mendapatkan 2 (dua) materi. Yakni, pemanfaatan TIK yang ada di lembaga PKBM dan SKB serta penggunaan aplikasi daring edmodo dalam pembelajaran pendidikan kesetaraan di PKBM dan SKB se-Kabupaten Probolinggo.
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina melalui Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF Solikin mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan aplikasi dan peralatan TIK yang bisa dikembangkan di lembaga PKBM dan SKB. Karena selama ini masih banyak menggunakan pola offline (konvensional).
"Selain itu untuk menyongsong pemberlakuan Kurikulum 2013 untuk pendidikan kesetaraan. Dimana ada porsi pembelajaran antara daring (online) dan luring (offline). Biasanya tutor dan warga belajar harus ketemu di dalam kelas, dengan kurikulum yang baru tutor dan warga belajar bisa ketemu dimana saja," katanya.Selasa (18/9/2018)
Solikin menerangkan pada kurikulum sebelumnya kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka langsung, tutorial dan mandiri. Tetapi semua metode ini dilakukan tanpa adanya dukungan IT (Informasti Teknologi) yang maksimal.
//
"Dengan Kurikulum 2013, tatap muka tetap ada yang bisa dilakukan dengan daring dan luring. Tidak hanya itu, dalam pembelajaran dengan melaksanakan aplikasi edmodo. Yakni aplikasi pembelajaran online yang berbasis media sosial (medsos)," jelasnya.
Dengan adanya kegiatan ini Solikin mengharapkan agar PKBM dan SKB bisa memberikan alternatif layanan. Sehingga warga belajar yang jauh dari lokasi pembelajaran juga bisa terlayani dengan maksimal. Karena kebanyakan warga belajar tersebut sedang bekerja dan tidak mampu untuk datang ke lokasi pembelajaran.
"Ke depan kami harapkan untuk PKBM dan SKB bisa memberikan menu layanan yang bervariasi. Paling tidak mampu membantu bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu, sehingga masih bisa belajar dengan baik," harapnya. (Zidni Ilham)
REKOMENDASI PEMBACA: