Penulis : Hesthiyono S Adhi
Jum'at 06 Oktober 2017
Probolinggo,KraksaanOnline.com - Rabu (5/10/2017) lalu, saya menjadi utusan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip Kabupaten Probolinggo) mengikuti Seminar Ilmiah Nasional yang diselenggarakan oleh Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) di hotel Inna Malioboro Yogyakarta. Yang menarik dari seminar itu adalah hadirnya Duta Baca Nasional, Najwa Shihab atau yang akrab dipanggil Mbak Nana.
//
Tak seperti seminar pada umumnya, disesinya, Najwa Shihab meminta peserta seminar menyampaikan segala perasaan yang sedang dihadapi. Kesempatan itupun saya manfaatkan untuk bisa berbicara di forum. Bak gayung bersambut, saya diberi kesempatan oleh moderator, Ibu Woro Salikin, untuk memberikan pernyataan.
Hal pertama yang saya sampaikan adalah tentang rendahnya minat baca masyarakat. Istilah yang seringkali kita dengar dari aktivis perpustakaan maupun pemerhati perpustakaan. Saya katakan, untuk apa kita berpolemik tentang sebuah istilah yang tidak jelas parameter keberhasilannya. Yang ada malah istilah itu menjadi jargon suci yang digunakan sebagai permasalahan utama yang dari tahun ke tahun sepertinya tak pernah bisa teratasi. Darimana kita bisa mengatakan kalau minat baca masyarakat rendah? Dari tingkat kunjungan ke perpustakaan yang rendah? Dari intensitas peminjaman buku di perpustakaan yang kian hari kian turun? Atau apa? Hal berikutnya yang saya soroti adalah adanya penilaian bahwa perpustakaan adalah tempat buangan bagi pegawai yang tidak produktif atau yang sudah mendekati masa pensiun.
Dua hal itulah yang saya sebut sebagai candu yang tak layak hidup di perpustakaan. Tidak menjadi sesuatu yang positif, adanya kedua hal itu malah menjadikan pustakawan menjadi terjebak dalam situasi yang tidak produktif. Bahkan seringkali pula ditemui, mereka seolah-olah "nyaman" dengan istilah itu. Mau kreatif dan inovatif bagaimana, toh minat baca dari dulu rendah. Toh perpustakaan juga hanya sebagai tempat buangan saja. Apalagi yang mau diharapkan?
//
Segera buang jauh-jauh keduanya. Berpikirlah jauh kedepan. Bahwa perpustakaan bisa menjadi tempat yang sangat dibutuhkan masyarakat melalui beragam kegiatan. Perpustakaan mampu berkontribusi besar dalam merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Untuk mewujudkannya, menggandeng individu, komunitas maupun perusahaan menjadi pilihan yang tepat sekaligus jaminan sebuah keberhasilan.
Kita sering lupa, banyak masyarakat yang berharap agar perpustakaan merubah wajah lamanya menjadi wajah yang mampu memberikan semangat perubahan bagi mereka. Kita jualah yang sering lupa, bahwa individu, komunitas maupun perusahaan menanti tawaran kerjasam kita untuk berbuat yang terbaik bagi masyarakat. Dan itulah saat ini yang sudah dilakukan di Kabupaten Probolinggo. Perpustakaan menjadi tempat yang nyaman untuk berkegiatan dan mampu memberikan perubahan positif bagi masyarakat.
Individu, komunitas dan perusahaan saling bersinergi dan berperan besar bagi kemajuan perpustakaan. Ide, pikiran, dan penyediaan sarana pendukung yang mereka berikan sungguh merupakan tenaga tambahan bagi kami untuk berbagi kepada masyarakat.
Apa tanggapan Najwa Shihab akan hal ini? Silahkan simak video berikut. Semoga bermanfaat...
Artikel yang lainnya
//