DKPP Latih Poktan Dari 7 Kecamatan Potensi Tembakau Untuk Budidaya Pembenihan

Penulis : Dimaz Akbar


Probolinggo,KraksaanOnline.comDinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo memberikan pelatihan budidaya perbenihan tembakau di Sekretariat Kelompok Tani (Poktan) Sumber Rejeki Desa Sumberan Kecamatan Besuk, Senin (11/9/2017).

Kegiatan yang menghadirkan peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang ini diikuti oleh puluhan peserta terdiri dari APTI, gudang (AOI, Bentoel dan Sadana), UPTD, Koordinator Penyuluh Pertanian, PPL, Ketua Poktan dan petani dari 7 (tujuh) kecamatan potensi tembakau di Kabupaten Probolinggo.
Menurut Kepala DKPP Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari melalui Kasi Tanaman Perkebunan Semusim Evi Rosellawati mengatakan bahwa kegiatan ini digelar sebagai tindak lanjut dari penelitian yang dilakukan di demplot yang berada di Desa Sumberan Kecamatan Besuk dan Desa Opo-opo Kecamatan Krejengan.
"Disitu ditanam 10 varietas unggul lokal tembakau Paiton VO meliputi DB Serongsong Gajah, DB Serongsong Basah, DB Serongsong Sadana, DB Serongsong AOI, DB Serongsong Balittas, Jimamut, Sampores dan DB Serongsong Super. Sebagai pembanding adalah Paiton 1 dan Paiton 2," katanya
Setelah diadakan penelitian dan diujicoba dengan metode pengamatan didapatkan dari 10 varietas yang indeks mutu dan tanamannya serta kadar nikotinnya bagus, untuk tahun pertama 2016, DB Serongsong Gajah dan DB Serongsong Super dapat dijadikan kandidat unggulan tembakau lokal Kabupaten Probolinggo.
"Hal ini dikarenakan varietas ini memiliki produktivitas, nilai indeks mutu dan tanaman cukup tinggi dan berdasarkan wawancara dengan petani tembakau varietas tersebut disesuaikan dengan gudang dan petani," jelasnya.
Evi menjelaskan bahwa tembakau di Kabupaten Probolinggo yang banyak berkembang adalah Paiton 1, Paiton 2 dan DB Serongsong. Tembakau tersebut merupakan tembakau rakyat atau asli yang diproses secara rajangan. Luas areal rata-rata tembakau rakyat di Kabupaten Probolinggo selama 7 (tujuh) tahun terakhir sekitar 11.553 ha dengan produktivitas sekitar 1,2 ton/ha.
"Namun jumlah tersebut masih belum mencukupi kebutuhan sehingga Indonesia masih mengimpor tembakau pada tahun 2013 yang pasokannya mencapai 55.000 ton. Sedangkan ekspor pada masa yang sama hanya berkisar 15.000 ton," terangnya.
Menurut Evi, penurunan produktivitas tembakau dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Antara lain karena adanya perubahan iklim atau cuaca ekstrim dan benih yang dipergunakan belum seragam. Benih lokal yang ditanam secara terus menerus oleh petani akan semakin turun kemurniannya karena asal benih dan bibitnya tidak terkontrol.
"Penyerbukan dari kultivar yang berbeda, tercampur oleh varietas lain dan adanya petani pengusaha bibit yang menerima benih tembakau dari berbagai sumber merupakan sebab menurunnya kemurnian suatu kultivar," tegasnya.
Evi menerangkan penggunaan benih bermutu akan meningkatkan produksi dan mutu tembakau. Untuk mendukung hal tersebut maka perlu dilakukan pemurnian dan pengujian pada genotipe-genotipe yang sudah berkembang di masyarakat dan memiliki potensi tinggi. Selanjutnya dilakukan pendaftaran kultivator untuk memperoleh Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
"Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan mutu benih dan memperoleh kultivator tembakau lokal di Kabupaten Probolinggo yang dilegalkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mutu daun tembakau yang sesuai dengan kebutuhan industri rokok," tambahnya.
Lebih lanjut Evi menambahkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh 1-2 varietas lokal tembakau Kabupaten Probolinggo dengan produktivitas tinggi dan mutu sesuai dengan kebutuhan industri rokok.
"Dari hasil penelitian ini diperoleh 1-2 kultivator lokal Kabupaten Probolinggo dengan produktivitas tinggi dan mutu sesuai dengan kebutuhan industri rokok," pungkasnya. (maz)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :