"Rapat DPP PDIP yang membahas Pilkada Jakarta, kemungkinan menjelang akhir minggu ini. Artinya, awal minggu depan ada suatu keputusan," kata Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga dihadapan sejumlah media di Jakarta, Selasa (13/9).
Menurutnya, DPP PDIP masih harus menyelesaikan sekitar 20 rekomendasi pilkada. Pada Kamis (15/9), ditargetkan rekomendasi itu rampung.
Dia menyatakan, Pilgub DKI Jakarta dibahas secara khusus di luar 20 rekomendasi tersebut. "Kenapa kami tempatkan terakhir khusus Pilkada Jakarta ini? Karena Jakarta barometer Indonesia, berpengaruh juga terhadap Pemilu 2019, maka itu harus betul-betul bahan rapatnya sempurna," tegasnya.
Dia menjelaskan, saat ini terdapat perubahan skenario dari PDIP terkait Pilgub DKI Jakarta. Dia menuturkan, awalnya terdapat tiga skenario.
Pertama, menetapkan calon gubernur (cagub) dari hasil uji kepatutan dan kelayakan bersama kader PDIP pada posisi calon wakil gubernur (cawagub). Kedua, memajukan kader PDIP pada posisi cagub dan cawagub. Ketiga, mengusung paslon petahana yakni Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Wakil Gubernur Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.
Seluruh skenario tersebut, menurutnya, disusun sebelum Ahok diterima secara resmi oleh Megawati dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto serta jajaran DPP PDIP lainnya pada 17 Agustus 2016. Kini, Ahok-Djarot menjadi prioritas untuk dimatangkan dalam Rapat DPP PDIP. "Setelah kedatangan Ahok, skenario ketiga berubah jadi pertama. Sedangkan skenario pertama jadi kedua, kedua jadi ketiga," jelasnya.
Dia menambahkan, aspirasi dari pengurus tingkat anak ranting hingga DPD PDIP Jakarta juga sudah disampaikan. "Begitu juga hasil survei eksternal dan internal. Masukan-masukan dari tokoh-tokoh masyarakat juga. Semua bahan sudah sempurna untuk jadi kesimpulan dalam rapat DPP," imbuh anggota DPR dari daerah pemilihan Jakarta II ini.*** Jerry Art.
