![]() |
Jakarta, Infobreakingnews – Facebook dan WhatsApp sedianya merupakan dua perusahaan yang berbeda baik dari segi filosofi maupun ideologi perusahaannya. Namun, keduanya harus bersatu sejak Facebook resmi mengakuisisi WhatsApp tahun 2014 silam.
Meski begitu, seiring berjalannya waktu keduanya kerap terlibat dalam perselisihan yang akhirnya menyebabkan satu per satu pendiri WhatsApp hengkang. Mulai dari Brian Acton pada tahun 2017 lalu dan akhirnya Jan Koum yang baru-baru ini meninggalkan WhatsApp.
Kabar kepergian keduanya disebut-sebut disebabkan oleh perbedaan visi dengan CEO dan COO Facebook, Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandberg. Brian Acton dan Jan Koum tak mau memadati WhatsApp dengan iklan, sementara Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandberg sudah tak sabar memanen duit dari layanan chatting tersebut.
Tak hanya di jajaran petinggi, seperti yang ditulis oleh WallStreetJournal, perselisihan juga kerap terjadi di kalangan pegawai.
Menurut seorang sumber, meskipun kedua perusahaan bekerja di bawah satu atap, yakni di Kantor Pusat Facebook, Menlo Park, California, Amerika Serikat, para pegawai di sana sering terlibat masalah dengan kubu satu sama lain.
Para pegawai WhatsApp tak suka dengan konsep kantor Facebook yang dinilai terllau mentereng, dikelilingi restoran, dan pusat perbelanjaan yang terkesan ramai.
Sedangkan di kubu lain, para pegawai Facebook tak senang ketika pegawai WhatsApp membawa meja dari kantor lama mereka. Meja itu lebih besar dari ukuran standar kantor Facebook.
Pegawai WhatsApp juga bernegosiasi agar mendapat kamar mandi yang lebih bagus dengan pintu-pintu yang lebih lapang. Sensitivitas semacam ini berangkat dari hal-hal sepele, tetapi menyebabkan situasi kian memanas.
Tim WhatsApp juga memasang poster bertuliskan "please keep noise to a minimum" (tolong jauhkan kebisingan) di lorong-lorong yang sering dilewati pegawai Facebook. Hal itu memicu amarah dan Facebook pun membalas poster tersebut dengan poster lain bertuliskan "welcome to WhatsApp - shut up!" (selamat datang di WhatsApp - diam!).