Jasa Pejuang Serma Suroyo Warnai HUT TNI di Probolinggo

Kamis 05 Oktober 2017

Probolinggo,KraksaanOnline.com – Pada perayaan HUT TNI ke-72 yang diselenggarakan diseluruh tanah air di Indonesia, kini HUT TNI di Probolinggo, mengkisahkan sepak terjang seorang pejuang membela tanah air melawan kolonial Belanda, yakni Sersan Mayor (Serma) Suroyo, melalui teatrikan yang digelar di alun-alun Kota Probolinggo, Kamis (4/10/2017).

Kisah Serma Suroyo, yang telah gugur mendahului kita, dengan jasanya melawan pasukan Belanda, di kawasan Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Juli 1947 silam, hingga kini masih dikenang loleh warga Probolinggo karena jasanya.

Sosiodrama berlatar perang kolonial pertama pada 1947 di Probolinggo, diperankan anggota TNI dari Kodim 0820 Probolinggo, guru dan pelajar di kota setempat. Sosiodrama disaksikan pejabat Kabupaten/Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, dan warga sekitar.

Menurut Komandan Kodim (Dandim) 0820 Probolinggo, , Letkol Kavaleri, Depri Rio Saransi, sebuah teatrikal atau sosiodrama yang digelar ini sengaja diambil untuk mengkisahkan kejadian pada 21 Juli 1947, pesawat tempur terbang rendah di langit Probolinggo. Dimana keesokan harinya, tiba-tiba terdengar kabar pesawat Belanda telah mendarat di Banyuwangi. Setelah itu, pesawat bergerak menuju Situbondo dan terus ke barat.  

"Ini kami lakukan dengan mengambil tema seorang pejuang Serma Suroyo, sesuai apa yang diinginkan masyarakat Probolinggo, karena jasa dan perjuangannya Serma Suroyo, ini bagitu sangat luar biasa di mata masyarakat,"tutur Dandim Depri Rio Saransi.

Dari jasa jasdn perjuangannya itu, akhirnnya nama Serma Suroyo, diabadikan menjadi nama jalan di Kota Probolinggo. Ruas jalan ini,membentang dari markas Kodim 0820 di ujung selatan, hingga alun-alun Kota Probolinggo di ujung utara.

Berkaitan dengan kisah tersebut, salah satu pejuang yakni Mayor Abdurrasyid yang merupakan pimpinan tertinggi militer di Probolinggo, kemudian mengutus 1 peleton untuk menghadang di Bukit Bentar. Namun, saat berangkat menuju Bukit Bentar, pasukan ini sudah bertemu dengan pasukan Belanda di kawasan Dringu.

Berdasarkan sejarah dari perjuangan itu, pertampuran antara dua pasukan tersebut dengan menggunakan persenjataan yang tak seiombang, membuat para pejuang TNI gugur dalam pertempuran itu. Sementar Serma Suryono, saat bertahan di markas Probolinggo, turut gugur dalam pertemputan sengit tersebut.

"Pada masa itu, prajurit TNI penuh pengoprbanan dan dasn harus bertaruh nyawa demi membela tanah air indonesia. Mereka habis-habisan melawan musuh dasri Kolonial Belanda. Saya berharap bagi penerus bangasa harus lebih semangat dan mempunyai jiwa patriotisme yang tinggi, demi bangsa dan negara Indonesia yang lebih baik kedepannya,"tutup Dandim Depri.(dic)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :