Penulis : Dimaz Akbar
Probolinggo,KraksaanOnline.com - Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Probolinggo mempunyai gawe yaitu program Sehati (Santri Entrepreneur Harapan Nanti), dimana Diskan melakukan pengembangan budidaya ikan di lingkungan pondok pesantren dan sekolah di Kabupaten Probolinggo. Untuk tahun ini, program ini dilakukan di 5 (lima) pondok pesantren.
Dari salah satu pondok pesantren yang berhasil adalah Pondok Pesantren Darus Salam Desa Klaseman, seperti yang disampaikan oleh Kepala Diskan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi melalui Kepala Bidang Perikanan Budidaya Hari Pur Sulistino. "Salah satu yang berhasil dengan program ini adalah Pondok Pesantren Darus Salam Desa Klaseman Kecamatan Gending," katanya.
Menurut Ipung, panggilan akrab Hari Pur Sulistiono, program ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan bekal pengetahuan tentang budidaya bagi para santri pondok pesantren pada saat ini sudah kembali kepada masyarakat.
"Selain itu, memberikan alternatif tambahan usaha bagi pondok pesantren atau yayasan. Sekaligus memberikan asupan gizi bagi santri melalui ikan yang dipelihara. Karena memang ikannya habis dimakan oleh para santri," katanya.
Lanjut Ipung, setiap pondok pesantren menerima bantuan 4 (empat) kolam terpal, 6.000 benih ikan lele, pakan 530 kilogram serta obat-obatan."Rata-rata mereka ini adalah pemula semua dan belum pernah menggeluti usaha budidaya ikan," jelasnya.
Sementara itu Pondok Pesantren Darus Salam ini total produksi yang dihasilkan mencapai 149 kilogram. Perolehan ini belum termasuk yang dimakan santri setiap harinya. Sebab rata-rata memang banyak dimakan oleh santri dan sisanya sebesar 30% diputar lagi.
"Hanya saja untuk program ini mengalami kendala, salah satunya tidak satu orang yang menangani. Karena dari senangnya budidaya ikan lele, ketika Pak Kiainya memberikan makan, kadang santrinya juga ikut memberikan makan. Sehingga bermasalah pada kualitas air," terangnya.
Lebih lanjut Ipung menjelaskan bahwa sebagai pembelajaran bagi para santri, pihaknya akan terus melakukan pendampingan. Terutama ketika ikan sudah kelihatan mulai besar.
"Ukuran ikan siap untuk dikonsumsi itu adalah 12 ekor per kilogramnya. Jika masih kurang maka jangan dipanen dulu. Karena berada di lingkungan pondok pesantren, rata-rata sebagian besar dikonsumsi oleh santrinya sehingga untuk pengembangan selanjutnya masih diabaikan," tegasnya.
Ipung menambahkan bahwa saat ini pangsa pasar ikan lele masih cukup bagus. Hal ini didukung dengan produksi ikan lele yang begitu melimpah. Dimana untuk tahun ini, target produksi lele sebanyak 665 ton atau 55 ton per bulan. Sementara hingga akhir semester I, produksinya sudah tercapai sebanyak 468,34 ton atau 70,43% dari target.
"Melalui program ini kami berharap supaya para santri yang ada di pondok pesantren tidak hanya diajari ilmu agama saja, tetapi juga diberi bekal untuk berwirausaha. Santri juga harus memiliki pengetahuan tentang budidaya ikan lele," pungkasnya. (maz)