Semburan air setinggi 30 meter terjadi di bekas sumur minyak bumi Dukuh Nglencong, Desa Botoreco Kecamatan Kunduran sejak Kamis (21/9/2017). (foto: dok-ib) |
Sepanjang hari, ratusan warga berdatangan untuk mengambil gambar dan merekam semburan air yang belum diketahui sebabnya itu. Mereka tidak berani mendekati titik semburan karena takut jika mengandung minyak dan gas beracun.
Kepala Desa Botoreco, Mulyadi membenarkan bahwa kejadian semburan mulai diketahui warga sejak hari Kamis lalu. Menurutnya semburan itu muncul dari sumur bekas pertambangan minyak yang sudah lama tidak beroperasi.
"Entah apa penyebabnya, tiba tiba saat musim kemarau justru muncul semburan air setinggi 30 meter di tengah hutan, Kami belum tahu apakah air itu aman atau tidak," ucap Mulyadi, Jumat (22/9/2017).
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Sri rahayu menyatakan bahwa semburan air tersebut untuk sementara tidak membayakan karena telah dicek oleh Pertamina EP Cepu tidak mengandung bahan berbahaya.
"Menurut keterangan dari Pertamina semburan itu tidak membahayakan.. semoga ya betul tidak membahayakan masyarakat," terangnya.
Sri Rahayu yang akrab dipanggil Bu Yayuk ini menyampaikan bahwa kejadian semburan air di bekas sumur minyak itu berasal dari sumur tungkul 25 yang disebabkan karena tekanan berlebih pada sumur itu sendiri.
Video amatir rekaman semburan air di bekas sumur minyak. (dok-ib)
Hanya saja, untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan. Untuk sementara di sekitar lokasi dipasang garis pembatas agar warga tidak terlalu mendekati lokasi semburan. Semburan akan berhenti bila tekanan dari bawah hilang karena semburan lewat pipa casing dan bukan dari tanah. (res-infoblora)