Penulis : Dimaz Akbar
Probolinggo,KraksaanOnline.com - Untuk memberantas penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terus menerus dalam memberantas nyamuk penularnya dengan cara 3 M. Meliputi menguras tempat penampungan air (TPA), menutup TPA dan mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Liliek Ekowati dalam pertemuan koordinator Petugas DBD Puskesmas se-Kabupaten Probolinggo, Senin (11/9/2017)." Cara pencegahan penyakit DBD ini juga dikenal dengan istilah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), "katanya.
Menurut Liliek, upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M secara terus menerus telah dan akan dilakukan pemerintah melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral termasuk tokoh masyarakat dan swasta.
"Namun demikian, penyakit ini masih terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kematian penyakit ini sangat penting, "jelasnya.
Liliek menerangkan bahwa DBD masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan penduduk.
"Dampak ekonomi langsung pada penderita DBD adalah biaya pengobatan. Sedangkan dampak ekonomi tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja, waktu sekolah dan biaya lain yang dikeluarkan selain untuk pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan penderita, "tegasnya.
Lebih lanjut Liliek menambahkan penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas penyebarannya.
"Hal ini karena masih tersebarnya nyamuk Aedes aegypti (penular penyakit DBD) di seluruh pelosok tanah air, kecuali pada daerah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut, "tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Veronica. Menurutnya, penyakit DBD terutama menyerang anak-anak, namun dalam beberapa tahun terakhir cenderung semakin banyak dilaporkan kasus DBD pada orang dewasa.
"Penyakit DBD ini ditandai dengan panas tinggi mendadak disertai kebocoran plasma dan pendarahan, dapat mengakibatkan kematian serta menimbulkan wabah, "ungkapnya.
Menurut Dewi, pertemuan koordinator Petugas DBD Puskesmas ini bertujuan untuk melakukan pemaparan situasi kejadian DBD dan pengendalian kasus DBD di Kabupaten Probolinggo. "Serta pencatatan dan sistem pelaporan kasus DBD di puskesmas dapat terlaporkan, "katanya. (wan)