Sangat Mengecewakan, Iklan untuk Nomor 3 Ini Norak dan Tidak Mendidik


Portal Berita Terkini ~ Sewaktu kecil ayah saya suka bilang sama saya, jangan percaya iklan di TV, itu semua 99% bohong katanya. Tapi, dari semua iklan yang pernah saya tonton, saya sangat kecewa atas iklan untuk nomor urut 3 Anies Baswedan/Sandiaga Uno yang saya temukan di media sosial kemarin. Saya tidak tahu siapa yang membuat iklan itu, tidak tahu apakah sudah disetujui tim sukses atau bahkan pasangan calonnya sendiri atau belum. Tapi saya yakin ada tim suksesnya yang sudah melihat iklan tersebut karena sudah beredar luas di Twitter dan tidak sedikit yang mention ke mereka. Hingga kini saya masih menunggu klarifikasi beserta pembelaan mereka.

Membuat iklan memang sah-sah saja, setiap warga negara berhak untuk membuat iklan untuk mempromosikan dirinya dan 'mendiskreditkan' merek lain, tapi secara halus dan manusiawi. Tujuannya tentunya agar masyarakat yang melihat iklan tersebut terhipnotis dan percaya. Tapi iklan nomor 3 di bawah ini menurut saya benar-benar norak dan tidak mendidik. Saya sangat kecewa, akan runtuh kepercayaan saya terhadap kredibilitas dan integritas nomor 3 ini jika iklan ini tidak cepat dibantah dan diklarifikasi.

Silahkan menonton iklannya di bawah ini. Di dalam iklan digambarkan seorang wanita yang memperkenalkan 3 calonnya kepada orang tuanya, yang mana 3 pria dianalogikan seperti 3 pasangan calon yang bersaing di Pilkada DKI Jakarta 2017. Nomor 1 digambarkan sebagai pria yang tidak punya pengalaman kerja tapi punya banyak uang, tapi uang ayahnya. Nomor 2 digambarkan sebagai pria yang pekerja keras namun suka berbicara kasar dan ditambah lagi beda agamanya. Sedangkan nomor 3, dikatakan sebagai seorang pria yang pintar, punya pengalaman kerja, jujur, dan sayang sama dirinya.


Sangat Norak dan Tidak Mendidik

Tidak sedikit netizen Twitter yang menganggap iklan ini sangat norak dan tidak mendidik, dan saya setuju. Iklan ini norak karena membuat saya merasa heran dan begitu takjub bahwa bisa-bisanya nomor 3 (entah tim sukses atau pendukung biasa) membuat iklan seperti ini. Iklan yang tidak berimbang itu sih sudah biasa, produk sendiri memang selalu dilebih-lebihkan kualitasnya dibandingkan produk orang lain, tapi tidak sampai segitunya juga sampai menyindir nomor 1 uang papanya dan menyebut nomor 2 suka berkata kasar di dalam sebuah iklan.

Iklan ini juga sangat tidak mendidik sekali. Isu agama sampai dibawa-bawa ke dalam iklan, benar-benar memalukan sekali. Siapapun yang membuat ide untuk isi iklan ini, hingga kini tidak ada protes ataupun komentar dari Anies/Sandi (masih saya tunggu). Kalau sampai Anies Baswedan yang merupakan mantan Menteri Pendidikan pada 2014-2016 tidak marah melihat iklan ini, maka kita patut sangat meragukan integritas dan pemahamannya terhadap Indonesia.

Anies yang katanya seorang pendidik dan selalu berkoar-koar tentang pendidikan ketika kampanye sebaiknya segera menegur pendukungnya yang membuat iklan yang tidak mendidik generasi penerus bangsa seperti ini. Ingin merebut suara rakyat kok bisa-bisanya pendukung Anies Baswedan tidak memahami kondisi calon mereka yang terdidik dan katanya santun itu. Apakah mereka mengira jagoan mereka tidak akan tersinggung ketika isu SARA seperti ini dimasukkan ke dalam iklan yang mempromosikan dirinya? Atau jangan-jangan sudah disetujui oleh tim suksesnya? Pendukung seorang mantan Menteri Pendidikan apakah tidak ada nilai jual lainnya selain menggunakan isu agama?

Oh iya juga memang Anies sih sudah mengakui bahwa dirinya menganut paham yang sama dengan FPI yaitu mengharuskan umat Muslim memilih yang seagama sih ya. Tapi iklan ini bagi saya tidak selaras dengan kepercayaan sebagian kelompok lain yang juga merupakan warga negara bangsa ini. Pernikahan dari dua orang yang berbeda agama sudah semakin banyak terjadi di era modern seperti sekarang, lepas dari kepercayaan agama tertentu yang tidak membolehkan. Tapi intinya, iklan seperti ini dapat menggoyah ikatan cinta pasangan kekasih berbeda agama, baik yang sudah menikah atau yang belum menikah sekalipun.

Iklan ini akan menodai kepercayaan diri para pasangan yang berbeda agama yang sebenarnya telah memantapkan diri mereka untuk menjalani hubungan asmara yang didirikan di atas rasa kasih sayang dan tanggung jawab, tanpa mengutamakan unsur SARA. Iklan ini juga akan mencuci pikiran orang-orang yang belum dewasa rasionalitasnya, dan bagi saya merupakan sebuah noda hitam di dunia periklanan sebuah bangsa sebesar Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Lepas dari apakah iklan ini sudah disiarkan di TV atau tidak, iklan di media sosial seperti ini juga tidak layak, karena media sosial juga banyak disentuh oleh remaja dan anak-anak sekolahan. Jika ditonton oleh mereka, kira-kira apa yang akan terbesit di pikiran mereka? Bagaimana orang tua di rumah mau menjelaskan kepada anak-anak mereka jika mereka bertanya? Masih mending jika anak mereka bertanya, bagaimana jika diterima langsung bulat-bulat?

Saya menyadari faktanya di masyarakat kita tetap ada preference atau kesukaan terhadap pilihan yang satu agama. Tapi hal ini sebaiknya hanya ditunjukkan di ranah privat saja yang merupakan hak asasi masing-masing keluarga, hal ini tidak layak untuk dimasukkan ke dalam iklan untuk dikonsumsi oleh khalayak ramai.

Punya Pengalaman Kerja Disebut, Tapi Kurang Satu Kata: "Dipecat"

Pada bagian penjelasan nomor 3, sang wanita ini menyebut pintar, jujur dan punya pengalaman kerja. Saya sangat kasihan sama orang tua dari wanita ini karena diberikan informasi yang tidak lengkap. Wanita ini dari awal terlihat sangat tendensius menggambarkan sosok nomor 1 dan nomor 2, jangan-jangan memang dari awal maksudnya hanya formalitas saja bertanya kepada orang tuanya. Hahahaha.

Fakta bahwa nomor 3 'dipecat' oleh bosnya yang mengutamakan kinerja dengan sengaja tidak disebut oleh si cewek. Padahal fakta tentang pernah dipecat ini sangat penting, karena itu artinya nomor 3 tidak dapat bekerja dengan baik dan hanya 'pintar' ngomong dan merayu saja. Justru yang punya pengalaman kerja berpuluh-puluh tahun adalah pasangan nomor urut 2 (Sylvi tidak saya sebut karena seorang perempuan, nanti jadi lesbian pula.

Nomor urut 2 punya rekam jejak yang jelas dari bupati, DPRD, wali kota, DPR-RI, wakil gubernur hingga gubernur (jika Ahok/Djarot digabungkan). Bukan hanya tidak pernah dipecat, mereka bahkan membawakan perubahan nyata dalam masa kerja mereka. Sangat tidak sebanding dengan nomor 3 yang pintar merayu dan jujur hingga ada namanya di Panama Papers. Orang tua yang mencintai putrinya tidak diberikan informasi yang lengkap oleh anak mereka, saya sangat prihatin dan turut berduka untuk Bapak dan Ibu, yang sabar ya.

Penutup

Saya menunggu pembelaan dari tim sukses atau langsung dari Anies/Sandiaga sendiri. Jika tidak ada minta maaf dari mereka, ya berarti mereka memang sangat konsisten sekali selama masa kampanye ini, konsisten untuk menunjukkan kelas mereka yang tidak berkelas. Saya sangat kecewa.

Seorang calon kandidat gubernur dan wakil gubernur ibu kota bisa-bisanya punya iklan seperti ini. Sangat norak dan tidak mendidik. Apa yang harus saya katakan jika keponakan saya menonton iklan ini? Sungguh iklan yang dibuat dengan penuh diskriminatif SARA, dengan kebencian mendalam untuk mendeskreditkan pasangan lain.

Terimakasih Pak Anies dan Pak Sandiaga yang telah meniadakan segenggam rasa hormat saya yang tersisa kepada kalian sebagai sosok yang lebih tua dari saya. Terima kasih sudah menghancurkan cita-cita seorang kaum minoritas seperti saya untuk menjadi bagian dari deretan pemimpin negeri Indonesia ini. Terima kasih telah memvonis kami tidak punya hak yang sama untuk mengabdikan rasa cinta dan bakti kami kepada Ibu Pertiwi dimana kami lahir, makan, dan tumbuh dewasa ini.

Untuk sosok wanita di iklan nomor 3 di atas, meskipun menurut saya Anda sangat bodoh dan tidak cermat, saya tetap ucapkan selamat menjalani hubungan asmara dan keluarga bersama nomor 3 ya. Saya doakan Anda sehat selalu dan cinta selalu dengan gombalan, rayuan dan retorika pasangan Anda. Saya berharap Anda kuat ketika kelak harus menanggung malu saat pasangan Anda dipecat atau dicemooh hasil kerjanya oleh mayoritas rakyat Indonesia. Good luck and be happy!

Dari sebatang pohon yang ingin berdiri kokoh dan tegar di tengah badai dan topan………

Subscribe to receive free email updates: