Dari 105 siswa yang tercatat mengalami keracunan (dirawat di RS Imelda 16 orang, RS Sufina Aziz 41 orang, RS Putri Hijau 35 dan dirawat orang tua siswa 13 orang) sudah banyak yang sembuh.
Saat ini jumlah siswa yang mendapat perawatan berjumlah 60 orang.
Kondisi ke 60 orang ini pun sudah semakin membaik, meskipun masih harus diinfus.
Setiap bertemu siswa, Arsyad Lubis mengingatkan supaya anak-anak tersebut rajin mengkonsumsi obatnya dan lahap makan, sehingga segera sehat dan kembali bersekolah.
Arsyad Menuturkan bahwa setelah mengetahui kejadian ini, dirinya yang masih berada di Jakarta untuk rapat dengan Kemendikbud, memilih langsung pulang.
"Tadi saya naik penerbangan pertama. Saya tidak ke kantor lagi. Saya langsung kesini tadi," ujarnya di RS Sufina Aziz, Kamis (9/2/2017)
Ia menuturkan biaya perawatan siswa keracunan ini tidak mereka bebankan ke orang tua siswa. Namun bagi siswa yang memiliki BPJS Kesehatan akan memperguakan JKN tersebut.
"Ada yang pakai BPJS. Kalau yang gak pakai akan kami tanggung. Mereka ini kan anak-anak yang tinggal di asrama. Orang tua tidak akan terbeban," ujarnya.
Arsyad menuturkan bahwa hal seperti ini tidak akan terjadi untuk yang kedua kalinya, mereka saat ini sudah mengambil kebijakan-kebijakan untuk menjaga kehigenisan makanan yang dikonsumsi oleh para siswa ini.
Untuk vendor penyedia katering, kata Arsad akan mereka panggil, namun dia belum bisa mengambil sanksi apa yang akan dikenakan kepada vendor.
"Apa penyebab keracunan ini masih dicari. Tapi hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Untuk penyedia katering sendiri selama ini kan sudah banyak pengalamanya. Jadi harus dicari dahulu apa penyebab pastinya. Kita belum bisa beradai-andai," bebernya.
Untuk kepala sekolah SMK Binaan Pemprovsu kata Arsyad akan mereka panggil dan jika ada kelalaian dari pihak sekolah atas permasalahan ini, pihak sekolah akan diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Terpisah Kepala SMKN Binaan Pemprov Sumut, August Sinaga mengatakan bahwa untuk sementara ini makanan untuk para siswa dari vendor dihentikan. Menanggulangi masalah makanan siswa, pihak sekolah menghunjuk rumah makan yang higenis untuk memasoknya.
"Nasi bungkus dari rumah makan yang kami pilih lah konsumsi siswa ini. Nasi bungkuslah. Sampai kapan seperti ini, nanti tergantung rapat kami dengan dinas pendidikan," ujarnya.
Sanksi apa yang diberikan kepada vendor katering? August menyampaikan bahwa untuk hal ini, belum mereka simpulkan, karena pihak vendor saat ini masih diperiksa polisi.
"Semalam, vendor diperiksa polisi sampe malam. Saya pun disana mendampingi mereka. Saat ini juga masih diperiksa. Kami tunggu hasil penyelidikan ini lah," ujarnya.
Ia menuturkan mereka saat ini juga tengah mempersiapkan langkah-langkah seandainya kasus ini berjalan di ranah hukum.
"Kami masih cari aturan yang dapat kami jalankan atas permasalahan ini. Tergantung hasil rapat kami dengan dinas nantilah ini," bebernya.
Saat ini dapur sekolah belum bisa dipergunkan oleh sekolah, karena masih disegel oleh pihak kepolisian. Sementara ruang makan sekolah masih bisa dipergunakan oleh para siswa untuk makan.