Pesona Gunung Cengklik Diantara Muria dan Lawu Memikat Wisatawan

Wisatawan lokal sedang menikmati pemandangan di atas rumah pohon dengan berlatar belakang Gunung Muria yang terlihat samar karena tertutup awan. (foto: ag-infoblora)
BLORA. Berkat ide briliant dari 10 pemuda, kini Gunung Cengklik di Desa Bicak Kecamatan Todanan Kabupaten Blora sedang naik daun alias ngehits. Gunung berbatu yang dahulunya hanya berupa lahan liar, kini disulap menjadi sebuah objek wisata alam yang menarik untuk wisatawan.

Para pemuda desa bersama-sama membuat gardu pandang, rumah pohon hingga gazebo dari kayu dan bambu yang diletakkan di puncak gunung. Sehingga lokasi tersebut menjadi tempat yang menarik untuk berburu foto pemandangan alam.

Terlebih dari puncak pengunjung pada jam tertentu akan bisa menyaksikan keindahan Gunung Muria di sebelah utara dan Gunung Lawu di sebelah selatan dengan sangat jelas. Hamparan hutan dan persawahan hijau yang ada dibawahnya pun seolah membuat mata menjadi adem dan sejuk. Ditambah dengan semilir angin yang sangat segar.

Bersantai di gubug jerami di atas Bukit Cengklik dengan latar belakang
Gunung Muria. (foto: ag-infoblora)
Sri Handayani, istri Kepala Desa yang ditemui di Gunung Cengklik menyampaikan bahwa objek wisata alam di desanya tersebut baru dibuka sekitar 4 bulanan oleh anak-anak muda desa. "Ini gagasan anak-anak, kita dari Pemerintah Desa mendukungnya mas. Antusias pengunjung juga bagus, setiap hari maksimal ada 500 motor yang kesini," jelasnya.

Pihaknya tidak memungut biaya masuk objek. Pemuda setempat hanya memungut biaya parkir kendaraan sebesar Rp 3000 per unit dari para pengunjung setiap harinya. "Uangnya untuk operasional," lanjut Bu Kades.

Seperti saat liburan sekolah seperti ini, banyak anak-anak muda dan pelajar yang sengaja jauh-jauh datang ke Cengklik hanya untuk menikmati pesona pemandangan hijau deretan pegunungan Kendeng Utara.

Susi (17) pelajar asal Kuwu Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan bersama ketiga temannya rela berangkat tengah hari dari rumahnya untuk melakukan perjalanan naik motor menuju Todanan agar bisa menikmati suasana sore hari di puncak Cengklik.

Susi dan Ika wisatawan dari Kabupaten Grobogan sedang menikmati segarnya udara di atas Bukit Cengklik. (foto: ag-infoblora)
"Saya tahu dari instagram, ternyata ada lokasi wisata baru di Todanan Blora yang cukup bagus pemandangannya. Ternyata setelah sampai sini, memang benar bagus. Tidak kalah dengan wisata Kalibiru di Kulonprogo DIY," ucapnya sambil duduk di atas rumah pohon bersama temannya.

Para wisatawan ramai naik Gunung Cengklik. (foto: ag-infoblora)
Hal yang sama juga diungkapkan Lilik (36) wisatawan lokal dari Desa Sumberagung Kecamatan Ngaringan, Grobogan. Ia penasaran dengan pesona Cengklik yang ada di Desa Bicak Kecamatan Todanan. Sore itu ia datang bersama istri dan anaknya untuk menikmati pemandangan indah Gunung Cengklik.

"Mumpung liburan sekolah, saya ajak anak dan ibunya untuk mencoba wisata baru di Desa Bicak ini. Saya akui memang pemandangannya bagus, sebelah utara ada Gunung Muria dan sebelah selatan ada Gunung Lawu. Hanya saja kalau siang tidak begitu jelas karena tertutup awan," bebernya ketika ditemui, Kamis (22/12) kemarin.

Sri Handayani mengakui, memang untuk mendapatkan moment pemandangan Gunung Muria dan Gunung Lawu dengan jelas dan indah biasanya bisa dilihat pada saat pagi hari atau setelah hujan deras ketika langit cerah.

Pak Lilik bersama anaknya sedang berpose di gardu pandang atas Gunung Cengklik. Saat cerah, dari kejauhan tampak Gunung Lawu di belakangnya. (foto: ag-infoblora)
Selain pemandangan kedua gunung tersebut, di Cengklik juga terdapat potensi keindahan lainnya yakni panorama sunrise dan sunset ketika matahari terbit di pagi hari serta terbenam di sore hari. "Bagus mas kalau pagi dan menjelang petang, cocok untuk berburu sunrise dan sunset. Asal langitnya tidak tertutup mendung," jelasnya.

(berita sebelumnya: Jadi Tempat Selfie, Gunung Cengklik Ngehits di Kalangan Muda Blora)

Di sebelah selatan puncak juga terdapat Watu Gantung yakni batu besar yang menggantung di tepi tebing. Batu ini biasanya digunakan untuk foto dengan berlatar belakang bukit hutan jati hijau. "Kami buka objek ini setiap hari, mulai pagi hingga pukul 17.00 WIB sore hari demi keamanan bersama. Karena disini belum ada penerangan lampu," pungkasnya. (ag-infoblora)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :