Mbah Sumarjo (tengah) bersama peniliti Balitjestro dan beberapa petugas Dinas Pertanian Perkebunan Blora menunjukkan komoditas jeruk pamelo hasil penanamannya. (foto: dok-stp) |
Jeruk pamelo yang dikembangkan oleh seorang kakek, yakni Mbah Sumarjo (65) di desanya ini berhasil meraih juara ketiga nasional dalam ajang kontes buah jeruk nasional dalam acara Balitjestro Innovation Technology Expo (BITE) 2016 yang diselenggarakan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Balitbangtan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, pada Agustus 2016 lalu.
Atas prestasi itu, salah satu peneliti Balitjestro Kementan RI yakni Ir. Sutopo M.Si pun terpikat dengan Blora. Ia penasaran dengan Bumi Blora yang sebelumnya tidak pernah diperhitungkan dalam percaturan jeruk nasional ternyata menyimpan potensi jeruk unggulan.
Dalam sela-sela kegiatan Sekolah lapang Budidaya Jeruk di Blora belum lama ini, ia pun menyempatkan diri untuk melihat langsung kebun jeruk yang menjadi pemenang kontes jeruk nasional itu di Desa Tempellemahbang.
Ia bertemu dengan Mbah Sumarjo di rumahnya yang penuh tumbuhan jeruk pamelo pada pekarangannya. "Saya dapat cerita panjang lebar dari Mbah Sumarjo tentang perjuangannya membudidayakan jeruk pamelo. Dari tempat ini didapat pembelajaran tentang semangat, kesabaran, pengorbanan, dan keiklasan dalam berjuang. Salut pada Mbah Marjo," ungkapnya.
Berkat keuletan dan tangan dinginnya, pekarangan rumah yang aslinya gersang berhasil dihuni beberapa varietas pamelo, antara lain Bageng, Bali Medang, Bali Langsep, dan Ketanggi. Dari kebun inilah dihasilkan sang juara nasional.
Usia boleh berkurang, namun semangatnya untuk menjadikan Desa Tempellemahbang sebagai sentra jeruk pamelo di Blora patut diacungi dua jempol. Sebagai pimpinan Kelompok Tani Sendang Makmur, pak Sumarjo memprogramkan pengembangan pamelo secara mandiri dengan cara menanam 5 pohon tiap rumah setiap tahun.
Bila program ini berhasil, ekonomi masyarakat di desa ini pasti menjadi lebih baik. Menurut Mbah Sumarjo, buah pamelo ketanggi berukuran besar, sekitar 2 kg dihargai oleh pengumpul Rp. 35.000/buah. Pohon pamelo dewasa memiliko potensi menghasilkan buah hingga 100 buah/pohon asal dikelola dengan baik.
"Semoga semangat Mbah Sumarjo dan keberhasilannya dalam mengembangkan pamelo dapat menular ke masyarakat lainnya sehingga pengembangan jeruk di Kabupaten Blora dapat meningkat," pungkas Sutopo.
(berita terkait : klik - Jeruk Siam dan Jeruk Pamelo Asal Blora Menangi Kontes Jeruk Nasional 2016)
(berita terkait : klik - Jeruk Siam dan Jeruk Pamelo Asal Blora Menangi Kontes Jeruk Nasional 2016)
Sekedar mengingatkan, dalam dalam ajang kontes buah jeruk nasional dalam acara Balitjestro Innovation Technology Expo (BITE) 2016 lalu tidak hanya jeruk pamelo Blora saja yang meraih juara 3 nasional. Jeruk siam dari Desa Tanggel Kecamatan Randublatung juga menyabet juara 3 di kategori jeruk siam nasional. (ag-infoblora || kontributor : stp-balitjestro)