Sungai Cangkring Desa Ketileng meluap setelah hujan turun sangat deras mulai dini hari tadi. (foto: dok-sa) |
Berdasarkan keterangan yang diperoleh Info Blora, Jumat pagi (30/12) luapan air Sungai Cangkring di Jembatan Kalipang masing deras sehingga jalan desa penghubung Ketileng menuju Sonokulon dan Ngumbul masih terendam. Warga yang hendak beraktifitas tidak bisa melintas karena takut kendaraannya macet kemasukan air.
"Iya, betul mas. Hujan turun dengan derasnya mulai dini hari tadi pukul 02.00 WIB hingga pagi tadi masih berlangsung. Kasihan para petani banyak tanaman padi yang terendam dan dikhawatirkan bisa membuat tanaman busuk jika tak kunjung surut," ucap Rahman (32), salah satu warga Todanan.
Areal persawahan yang ditanami padi terendam dan terancam gagal panen. (foto: dok-sa) |
Setidaknya ada puluhan hektar lahan padi yang ikut terendam akibat luapan Sungai Cangkring ini. Para petani berharap banjir bisa segera surut agar tanaman padi tidak busuk. Jika busuk, maka ancaman gagal panen ada di depan mata.
Adapun Bambang Widjijanto salah satu perangkat Desa Ketileng menerangkan bahwa banjir luapan Sungai Cangkring mulai terjadi sejak pukul 04.30 WIB atau saat subuh tadi. "Saat ini banjir perlahan mulai surut. Namun potensi hujan akan turun lagi sepertinya masih ada mengingat cuaca di Todanan masih mendung. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," jelasnya.
Untuk kawasan pemukiman penduduk, hingga berita ini diturunkan belum ada data yang masuk tentang jumlah yang terendam. Kebanyakan yang terdampak banjir adalah areal persawahan sekitar sungai dan jalan desa. Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora juga belum ada yang turun karena masih melakukan koordinasi dengan pihak terkait. (sa-infoblora)