Berita Terpercaya - Tersiar kabar bahwa Istana Negera Republik Indonesia menjadi sasaran aksi amaliyah tiga orang terduga kelompok teroris yang kemarin baru diringkus Tim Detasemen Khusus, atau Densus 88 di Bintara, Bekasi.
Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo menyatakan, sasaran para pelaku tindak kejahatan terorisme di Indonesia, tidak hanya difokuskan di Istana Negara saja.
Hal itu dilihat ,dari sepak terjang para pelaku kelompok terorisme dalam melakukan aksinya di Indonesia. Menurutnya, para kelompok terduga teroris juga kerap menyasar fasilitas publik dalam menebar aksi terornya.
"Saya kira, yang namanya teroris itu tidak melihat tempat ya. Tempat ibadah seperti masjid pernah, gereja pernah, hotel juga pernah, kedutaan juga pernah, jalan raya juga pernah dibom," kata Presiden, usai menghadiri Silaturahmi bersama Kiai Sepuh NU di Kantor PP GP Anshor, Jakarta Pusat, Minggu 11 Desember 2016.
Karena itu, lanjut Jokowi, memerangi kelompok pelaku kejahatan terorisme tidak bisa diserahkan hanya kepada pemerintah dan aparat Kepolisian. Peran serta masyarakat secara aktif menjaga serta mengamati lingkungan sekitar, jauh lebih efektif dalam menutup ruang gerak para kelompok teroris yang kerap bersembunyi di tengah-tengah masyarakat.
"Tanpa dukungan seluruh masyarakat, sulit rasanya melawan terorisme. Kita harus tunjukkan, bahwa tidak ada ruang sekecil apapun di negara kita untuk bergeraknya terorisme," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, Tim Densus 88 Mabes Polri telah meringkus tiga orang terduga teroris di Jalan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Dalam penggerebekan itu, Tim Densus 88 berhasil menemukan sebuah bom seberat tiga kilogram yang dirakit dalam sebuah rice cooker dan diyakini memiliki daya ledak tinggi.
Bom rakitan yang diduga mampu merusak radius 300 meter itu rencananya ditujukan ke Istana Negara dengan memanfaatkan momentum pergantian jaga Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) pada Minggu.
Baca Juga: Berita Olahraga