Pandji bercerita soal Fadli Zon yang tidak boleh banyak berpendapat dan tidak diberi jabatan juru bicara oleh Prabowo
Sumber Resmi : Beritagar.id
"Coco Pancious? Ya, itu pesanan laki keriting di sana (anaknya)," kata Pandji Pragiwaksono ke pelayan. Pernyataan dia dijawab anggukan sang putra, Wadilla Dipo Wongsoyudo (9). Kemudian Pandji memberi kode lambaian tangan ke istrinya Gamila Mustika Burhan dan si bungsu Ourania Almashira Wongsoyudo (5) untuk lekas memesan makan.
Sabtu sore (6/11/2016), Pandji dan keluarga makan di Pancious Grand Indonesia Jakarta, yang dikenal menu pastanya. Ia baru saja selesai meluncurkan buku Juru Bicara di lokasi sama: Gramedia Grand Indonesia--yang merupakan buku ketujuhnya.
"Gue sering bawa keluarga pas kerja," ujar pelawak tunggal ini ke Heru Triyono, Muammar Fikrie dan fotografer Wisnu Agung yang menemuinya untuk wawancara.
Buku itu merupakan momen perayaan tulisan ke-1000 di blog pribadinya sejak 2004. Juru bicara juga judul stand-up comedy world tour Pandji 2016. Dua kata itu dipilih karena blog-nya kerap jadi "juru bicara" atau rujukan orang membicarakan sebuah isu. Mulai dari pendidikan, karier, keluarga, hingga ranah politik.
Pandji memang cukup lama terjun ke ranah politik. Pertama terlibat adalah saat kampanye untuk Faisal Basri, ekonom yang mencalonkan diri lewat jalur indi sebagai kandidat Gubernur Jakarta pada 2012.
Berlanjut menjadi tim sukses Anies Baswedan di konvensi Demokrat 2014, kemudian turut mendukung Joko Widodo di pemilihan presiden. Jelang Pilkada Jakarta 2017 jabatannya lebih mentereng. Dia didapuk jadi juru bicara pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno. "Ketika diminta langsung Mas Anies, ya hayuk," kata pria berusia 37 ini.
Selama satu jam kami berbincang mengenai alasan dan gagasan dia terlibat di jagat politik Ibu Kota. Memakai kaos ditutup jaket dengan rambut yang tak pernah ganti gaya selain belah pinggir, dia jawab tiap pertanyaan dengan lugas--sembari memotong-motong wagyu. "Enggak enak nih makan sendiri," ujar Pandji tersenyum. Berikut wawancaranya:
Berapa lama mempertimbangkan tawaran jadi juru bicara pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno?
Tidak lama. Ketika yang meminta langsung Mas Anies ya hayuk.
Kapan pertama kali tahu Anies Baswedan akan maju jadi gubernur?
Ketika sedang stand-up comedy world tour di Amerika. Dia tanya pendapat gue soal pinangan PKS dan Gerindra untuk maju di Pilkada DKI. Kami bicara satu jam lebih lewat telepon. Padahal tarif pulsanya roaming internasional, berengsek enggak ha-ha.
Apakah faktor kedekatan jadi pertimbangan menerima tawaran itu? Sejak konvensi Demokrat 2014 dan di kementerian Anda juga kan membantunya...
Sekarang memang semakin dekat. Kami saling kenal mulai 2012 ketika ada pekerjaan bareng, naik pesawat bareng, tukar pikiran, banyak ngobrol, dia cerita soal negara dan gue jadi suka dengan cara pandangnya. Benar, di kementerian yang dipimpin Mas Anies gue dapat tugas di gugus kerja penanganan kekerasan fisik dan mental terhadap anak.
Jadi salah satu orang yang kecewa dong ketika Anies dicopot jabatannya sebagai menteri...
Sangat kecewa, karena gue tahu orang (Anies) ini benar.
Kalau benar kenapa dia diberhentikan?
Gue tahu banyak yang meremehkan beliau dengan apa yang sudah dilakukannya. Tapi gue jamin, ketika lo duduk bareng Mas Anies, kemudian bicara pendidikan dan kenegaraan, maka pandangan lo akan berubah.
Kalau soal diberhentikannya gue enggak tahu, kan orang lain yang melakukannya. Tanya saja sama orang itu.
Mungkin hanya dua warisan kebijakan Anies yang diingat publik: menghapus ujian nasional (UN) dan himbauan orang tua antar anak, ada yang lain?
Kalau lo riset, kementerian dengan penyerapan anggaran paling tinggi itu adalah Kementerian Pendidikan. Pada 2015 nyaris 100 persen. Itu indikasi apa yang direncanakan dan realisasi berjalan. Sementara calon petahana (Ahok), penyerapannya hanya 60 persen. Jadi, siapa yang bisa kerja sekarang?
Kubu petahana menganggap lebih baik terserap tak terlalu banyak ketimbang anggaran daerah dicolong...
Maka itu, gue sih hargai kebebasan berpendapat. Kalau lebih senang petahana silakan pilih. Kalau lebih senang militer juga silakan pilih. Gue sama sekali tidak merasa ada orang jahat di antara tiga kandidat itu.
Anda melihat diberhentikannya Anies karena ada kepentingan lain yang harus diakomodasi?
Tanya saja sama orang itu (Presiden) he-he. Dan, yang penting lagi dari apa yang dilakukan Mas Anies adalah membatalkan Kurikulum 2013, yang membuat banyak guru bingung.
Niat kurikulum ini sebenarnya bagus karena ingin mengintegrasikan satu pelajaran dengan yang lain. Tapi belum bisa diterapkan.
Kalau yang mengerti pendidikan kebijakan Mas Anies itu banyak yang penting. Apa lo sekarang melihat ada yang kesurupan jelang ujian? Kan sudah enggak ada.
Cuitan (tweet) lama Anda isinya banyak juga tentang respek Anda terhadap Ahok, tapi kenapa memilih Anies?
Pada akhirnya kan hanya satu saja yang lo ambil sebagai istri ketika lo melihat tiga cewek yang cantik semuanya. Kita kenalan dulu satu-satu dan mencari yang cocok.
Sama prinsipnya. Gue tahu Ahok bagus, gue tahu Agus bagus, tapi dari ketiganya gue suka dengan approach-nya (pendekatan) Anies. Sesederhana itu.
Anies memiliki modal yang cukup untuk bersaing dengan petahana?
Ahok gue akui jago banget kerjanya, terutama soal infrastruktur. Tapi ada satu yang ketinggalan, apa itu? Warganya. Ini bicara statistik. Koefisien Gini Ratio Indonesia itu turun, Gini itu angka kesenjangan antara kaya dan miskin. Yang jadi catatan gue, Gini itu turun kecuali Jakarta.
Artinya kalau cuma Jakarta yang naik kan lo bertanya-tanya. Memang Pak Basuki bekerja dengan baik, tapi warganya itu tertinggal.
Tapi Anies tidak memiliki riwayat membangun sebuah daerah, apa dong yang bisa diharapkan...
Memang tidak punya riwayat itu, tapi dia punya riwayat peduli pada manusia. Makanya programnya fokus pada manusia. Slogannya kan bukan cuma maju kotanya, tapi bahagia juga warganya.
Apakah slogan itu konkret?
Itu pilihan dong. Lo lebih suka orang yang membangun infrastruktur segala macam ya lo pilih Ahok. Kalau lo lebih suka pada orang yang membangun kotanya serta warganya ya lo pilih Anies. Enak kan?
Kenapa tidak menyebut Agus Harimurti Yudhoyono?
Jujur gue enggak tahu dia dan programnya. Mohon maaf ya, nanti gue baca-baca deh he-he.
Dalam pandangan Anda Agus tidak masuk dalam hitungan yang berpeluang menang?
I dont think Agus is a bad person, I dont think Ahok is a bad person, karena ini adalah pertarungan orang-orang yang bagus riwayatnya. Pilkada sekarang itu berimbang dan menarik. Kenapa? Ini bukan soal orang baik melawan orang jahat, right? Jadi seru.
Bukan soal orang baik melawan jahat, tapi bagaimana dengan orang-orang yang di belakang mereka?
Ya kalau yang di belakangnya sih busuk semua. Benar? Ha-ha.
Percuma dong kalau kandidatnya bagus tapi di belakangnya enggak bagus?
Tergantung. Let's say Ridwan Kamil (RK). Menurut lo kinerjanya berdampak baik untuk Bandung?
Cukup berdampak, tapi akhir-akhir ini banjir terus tuh...
Soal banjir gue setuju sebagai kekurangan dia. Tapi dampak baik RK ke Bandung ada dong. Tingkat kepuasan warga terhadap dia dan indeks kebahagiaan di Bandung itu tinggi lho. Di belakang dia (RK) siapa? Ya partai juga.
Oke kita bicara Ahok, yang di belakangnya juga busuk. Menurut lo Ahok bagus enggak kerjanya?
Sebagian masyarakat dan media menilai ada perubahan berarti yang dilakukan Ahok, misalnya pelayanan publik...
Nah perkataan lo itu menjawab. Padahal kan belakangnya busuk. Kita harus berimbang. Di kubu sana (Ahok) ada papa minta saham dan Wiranto. Di kubu yang lain juga ada yang begitu. Tidak bisa kita bilang kubu sini lebih jahat dari yang lain.
Di kubu Anies juga ada orang yang penuh kontroversi, seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah, bagaimana Anda mengatasinya?
Lo harus bedakan antara kelakuan timses (tim sukses) dan mana kelakuan pendukung. Ambil contoh sepak bola. Gue ini fan Manchester United. Boleh dong foto sama Jose? Ya kan. Tapi kalau gue rusuh sama pendukung Liverpool masa jadi tanggungjawab Jose hanya gara-gara gue pernah foto bareng.
Itu persis di Pilkada ini. Makanya Pak Prabowo bilang Fadli Zon dan Fahri Hamzah turun di demo 4/11 sebagai personal bukan atas nama partai.
Ya pada level tertentu memang paham dalam membedakan tim sukses dan pendukung, tapi masyarakat?
Harus diedukasi. Yang gue senang terlibat di Pilkada sekarang adalah kandidatnya orang benar semua. Jadi cara kampanyenya juga memakai cara yang benar. Kalau orang benar beradu, lebih gampang untuk diajak benar.
Tapi apakah Anies nyaman dengan partai yang mengusungnya? Saat deklarasi tampak gerak tubuhnya resah ketika Fadli Zon baca puisi, seperti yang Anda tulis juga di dalam blog...
Mas Anies memang kelihatan tidak suka ketika Fadli Zon membaca puisi. Untungnya bukan cuma Mas Anies yang tidak suka. Buktinya, Fadli Zon sudah ditegur dan diarahkan untuk jangan banyak berpendapat, bahkan tidak dikasih jabatan sebagai jubir (juru bicara).
Siapa yang tidak kasih, Prabowo?
Ya.
Aksi 4 November membuat peta politik Ibu Kota berubah?
Begini. Pasti ada yang jadi tidak pilih Pak Basuki gara-gara kisruh Al Maidah ini. Sebaliknya, pasti ada orang yang justru pilih dia karena semakin kesal sama kelompok radikal yang mengatasnamakan agama.
Menurut Anda Ahok bersalah atau tidak dalam perkara Al Maidah ini?
Ahok dalam hal ini benar, tapi ada salahnya juga. Bahwa dia tidak bermaksud melakukan penghinaan agama itu benar. Di video kan dia bilang, "Warga, ada program bagus nih, lo pakai program ini karena baik untuk lo walaupun gue sudah tidak menjabat lagi program ini masih akan jalan kok". Itu kan yang beliau maksud.
Nah, sebenarnya beliau bisa cukup sampai situ saja. Enggak tahu kenapa Pak Ahok malah membawa-bawa Al Maidah ayat 51. Kesalahannya ada di sini. Dari sisi public speaking, penyiar radio, MC, bahkan stand up comedian juga tahu kita tidak boleh bawa-bawa ayat agama lain di depan umum.
Jadi sudut pandang gue soal kasus ini adalah tidak melihat ada niat dari Ahok melakukan penghinaan agama. Tapi gue memaklumi ketika ada yang tersinggung.
Ada anggapan Ahok dibekingi oleh Presiden, menurut Anda?
Kalau melihat situasinya bisa jadi lho dukungannya (ke Ahok) berubah. Lo lihat deh nanti. Bisa jadi arah dukungannya ke Anies he-he.
Bagaimana hitung-hitungan Anda untuk peluang Anies di Pilkada DKI ini?
Gue sih enggak mau tahu angka-angka dari polling-polling yang beredar. Gue cuma ingin melakukan tugas gue di tim sukses dan gue percaya sama orang (Anies) ini. Polling juga bukan menjadi fokus gue.
Apakah ada perdebatan mengenai ide atau gagasan antara Anda dengan orang-orang partai di tim sukses?
Kemungkinan lo atau orang akan enggak percaya. Gue pikir perdebatannya soal cara berkampanye atau apa yang mau disampaikan saat kampanye. Sumpah, orang-orang partai itu berulang kali bilang kalau mereka akan ikut cara kampanye Mas Anies.
Dalam politik tak ada makan siang gratis. Anies meminjam kendaraan mereka lho, apa tidak sulit ke depannya?
Tetap akan ada. Ya tinggal hitung saja kalau bicara soal bagi-bagi jatah makan siang. Ada berapa partai di belakang Anies? Dua kan. Kemudian ada berapa partai di belakang Agus dan Ahok? Kalaupun bagi-bagi jatah makan siang akan lebih banyak bagi-bagi di kandidat yang sebelah sana.
Bagi-bagi jatah itu salah satu faktor ketidakpercayaan publik terhadap partai politik...
Begini. Naif kalau kita memandang 100 persen orang partai itu jahat dan bodoh semua. Kesannya hanya lo yang baik di dunia ini dan yang ada di partai itu jahat. Percaya atau enggak, gue terkejut saat duduk bareng satu meja dengan orang PKS dan Gerindra. Anjing, mereka banyak yang pintar dan baik.
Bukannya justru naif jika berpandangan demikian?
Gue tahu akan dianggap begitu. Tapi yang bilang naif itu sudah coba ngobrol banyak sama orang partai belum. Coba memahami dulu sebelum membenci.
Apakah posisi Anda sebagai juru bicara salah satu pasangan memengaruhi jadwal Anda dalam berkomedi tunggal?
Ya gue memperlakukan pekerjaan seperti biasa. Kalau ada jadwal yang pas ya jalankan, kalau enggak yang nanti dulu.
Bagaimana menjelaskan ke penggemar bahwa Anda bagian dari tim sukses pasangan tertentu?
Mereka tampaknya enggak terganggu.
Karena bisa saja Anda menyelipkan kampanye terselubung dalam acara world tour stand up comedy di Jakarta Desember nanti...
Pertama gue sudah janji sama fan tidak akan bicarakan Pilkada. Kedua mereka beli tiket bukan untuk melihat kampanye.
Btw apakah ada keinginan untuk menjadi politisi di masa mendatang?
Tidak ada. Alasan gue melakukan sesuatu itu karena gue ingin. Nah, keinginan itu belum ada.
Oh, belum ada partai yang meminang?
Banyak, ada enam. Bahkan dengan iming-iming beasiswa he-he.
Selengkapnya :
http://ift.tt/2gd3oJr