Add caption |
Sebagian petani yang lain berusaha menyelamatkannya ancaman puso dengan melakukan panen dini. Adapula yang berusaha menegakkan batang padi dengan cara diikat agar tidak jatuh terjembab ke air.
"Kalau sudah begini, mau apa lagi? Dipanen juga percuma, sudah rusak, puso," keluh Udin, salah seorang petani setempat.
Dia menuturkan, setiap musim hujan, sawah di sepanjang jalan raya pantura Desa Eretan Kulon itu menjadi langganan banjir. Air dari selatan, tidak bisa lewat ke utara lantaran tertahan jalan raya.
Di sisi lain, air dari Kali Anyar pun meluap ke areal persawahan. "Surutnya lama. Kalau tidak ada tanaman padi, kawasan ini mirip lautan," ucap dia. (Radar/WD)