Kata PDIP: Jokowi Beda dengan SBY, Jokowi Tidak Jago Pencitraan, Netizen: Hah, Gak Salah?
Berita Islam 24H - Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Trimedya Panjaitan, mengatakan hadirnya Jokowi dalam operasi pemberantasan pungutan liar (pungli) di Kementerian Perhubungan Selasa lalu bukan bagian dari upaya pencitraan. Dalam operasi itu, sejumlah pegawai Kemenhub ditahan polisi.
"Banyak orang curiga ini upaya pencitraan dari Jokowi. Jokowi berbeda dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang jago pencitraan. Jokowi tidak jago pencitraan," kata Trimedya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 13 Oktober 2016.
Ia meyakini Jokowi bekerja sesuai dengan apa yang dirasakan daripada berpikir soal pencitraan. Sehingga kejadian tersebut sama sekali tak ada hubungannya dengan pencitraan tapi pelaksanaan Jokowi terhadap paket reformasi hukum.
"Presiden ingin pimpin di depan tujuh paket reformasi hukum terutama pelayanan publik. Sama seperti kritik kita ke KPK, kok operasi tangkap tangan (OTT) kecil-kecil, ini hanya Rp96 juta plus Rp 1 miliar di rekening bersama," kata Trimedya.
Menurutnya, OTT tidak hanya melihat dari jumlah tapi sejauh mana bisa membongkar mata rantai korupsi. Jadi ia mengharapkan OTT bisa menghasilkan tersangka-tersangka baru.
Sebelumnya, polisi melakukan operasi tangkap tangan di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta. OTT terkait pungutan liar di ruang pelayanan masyarakat yang terjadi di kementerian yang saat ini dipimpin oleh Budi Karya Sumadi. Jokowi pun ternyata ikut meninjau ke tempat kejadian perkara (TKP).
Enam orang ditangkap dalam operasi ini. Mereka terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan pekerja harian lepas di Kementerian Perhubungan, serta seorang pekerja swasta di perusahaan tertentu.
Sontak pernyataan Trimedya ditanggapi netizen, berbagai komentar dilontarkan melalui sosial media. Seperti komentar-komentar berikut ini.
HAH??? Gk salah? Bukannya Jokowi yg jago bgt pencitraan sampai2 pernah masuk got? Kayaknya kalo dinilai sekarang belom saatnya. Tunggu aja sampe masa jabatannya selesai baru kita bisa menilai apakah lbh baik atau malah lbh buruk.
Saya rasa siapapun boleh berkata apapun,namun aku berfikir apakah yg berkata,ato mengatakan itu lebih baik dari yg di katain,instropeksi rasa lebih baik dari pada menghujat orang lain,seperti halnya yg selalu dibela itu bukan dewa yg tak punya kekurangan,marilah kita lebih bijak dalam mengkritik jgn sampai kita lupa bahwa tak satupun pemimpin yg bercita2 rakyatnya sengsara
Yg blusukan2..masuk2 got..disanjung di media..predikat walikota terbaik di dunia..jujur..merakyat..sederhana itulah yg selalu di ekspose oleh Media Meanstream tiap hari..apa namanya itu???...apakah bukan pencitraan???..skrg ekonomi Indonesia terpuruk..rakyat hidup susah..negara sdh dikuasai cina..apa yg bisa presiden lakukan?...silahkan puji n angkat terus oleh PDI P n kecebong..kalian anggap bhw rakyat ini msh bodoh n percaya dng bualan kalian..bulsyiittt...
Hehe jadi pingin ketwa .....klu kata sy mh pk sby itu pencitraannya bawaan sendiri coba aja lihat orgnya tegas lugas dan berwibawa ....klu pk jkw pencitraannya di dukung sama media .
Hahh !!! Ngga kebalik tuh ??? Ikut tangkep PNS kkorupsi ngga sampai 100jt itu buka pentraan ?? Wong yg ratusan miliar aja diem. Hadeh