HorasSumutNews.com - Berita Terkini Terbaru Hari Ini - Suasana politik Ibu Kota mulai panas seiring dengan munculnya tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur.
Calon Gubernur mulai menyoroti bidang pendidikan, khususnya calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan.
Sabtu (24/9/2016) lalu, Anies menyoroti pendidikan di Jakarta.
Baginya, anggaran pendidikan untuk Jakarta cukup besar Rp 6 juta per anak.
Tapi, Anies bilang kualitas pendidikan Jakarta belum maksimal.
Bahkan, kalah kualitasnya dengan Yogyakarta yang anggarannya jauh lebih kecil, yakni Rp 500 ribu per anak.
Seakan membalas kritik Anies, Ahok sempat menyinggung perbandingan pendidikan antara Jakarta dengan Yogyakarta.
Hal itu disampaikannya saat berdialog dengan warga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Selasa (27/9/2016).
Ahok berpendapat, masalah pendidikan di Jakarta kompleks.
Sehingga, perbandingannya tak bisa hanya pada satu permasalahan.
Bicara kualitas guru, Ahok mengakui guru di Jakarta kalah kualitasnya dengan Yogyakarta.
Tapi, bila perbandingannya anak-anak putus sekolah pada tingkat Sekolah Menengah Atas, persentase di Yogyakarta jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Jakarta.
Sebab, program Kartu Jakarta Pintar yang dianggarkan Rp 2,5 triliun tahun ini, berjalan baik.
"Guru-guru Jogja bagus dan baik, Jakarta kalah. Tapi, putus sekolah yang SMA di Jogja itu 13 persen, di Jakarta 0,4 persen karena KJP kita jalan," ujar Ahok di depan puluhan warga Kepulauan Seribu, Selasa (27/9/2016).
Usai berdialog dengan warga, Ahok kembali ditanyakan soal kualitas pendidikan di Jakarta.
Dia menjelaskan, perbandingan di bidang pendidikan bisa banyak hal.
Semisal dari guru, angka anak putus sekolah, juga biaya pendidikan.
Semisal dari guru, angka anak putus sekolah, juga biaya pendidikan.
"Anda mau nilai dari mana? Kalau Jakarta pasti kalah sama Jogja, betul. Gurunya kalah, mentalnya. Tapi, kalau prestasi juaranya, wah Jakarta lebih banyak," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Permasalahan di bidang pendidikan, ucap Ahok, begitu kompleks.
Satu diantara masalah pendidikan di Jakarta adalah pembangunan gedung.
Perbaikan beberapa gedung sekolah di Jakarta tahun ini batal.
Perbaikan beberapa gedung sekolah di Jakarta tahun ini batal.
Dari 83 sekolah yang mau direnovasi, hanya 38 sekolah yang jalan.
"Sekolah negeri agak kacau Jakarta karena sekolahnya berjumlah 2000-an. Pembangunannya kacau, banyak kontraktor abal-abal," imbuh Ahok.
Sebelumnya, bakal calon Gubernur DKI Jakarta yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera, Anies Baswedan menyoroti rendahnya kualitas pendidikan di Jakarta.
Hal itu diutarakannya usai menjalani tes kesehatan sebagai calon Gubernur di RSAL Mintohardjo.
Anies mengatakan, pengelolaan pendidikan di Jakarta masih belum maksimal.
Terbukti dengan masih kalahnya kualitas pendidikan ibukota dengan Yogyakarta yang notabenenya anggarannya lebih rendah.
Sementara Jakarta menganggarkan Rp 2,5 triliun untuk KJP
Anies mengungkapkan, pengelolaan pendidikan di Jakarta tidak hanya mengacu terhadap pembangunan fisik.
Tapi, nilai-nilai non-fisik seperti budaya juga harus tumbuh secara simultan dengan adanya infrastruktur.
"DKI beri subsidi pendidikan 6 juta per anak, Yogjakarta hanya 500 ribu, tapi pendidikannya lebih maju. Kita ingin Jakarta harus sama dengan kota Metropolitan dunia, hari ini belum terjadi," ucap Anies.
Anies menambahkan, akan kembali menerapkan keharusan orang tua mengatarkan anak ke sekolah.
Tentu ini akan direaliasasikan jika dirinya mendapat kepercayaan sebagai pemimpim Pemprov DKI Jakarta.
KJP merupakan program Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan subsidi pendidikan.
Tapi, dana ini tidak hanya diberikan sebagai uang gedung atau masuk sekolah, tetapi juga dapat digunakan untuk membeli buku dan perlengkapan lainnya.